Jumat, 22 Januari 2016

funsi agam islam

KEBERADAAN AGAMA DAN FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

 
1.     Keberadaan Agama
Agama sebagai kenyataan dipandang para ahli dari berbagai sudut pandang. Fenomena dan perilaku para penganut agama membuat para ahli psikolog tertarik untuk menyelidiki agama, seperti fenomena berserah diri dan sebagainya. Beberapa diantaranya, Freud memandang bahwa agama berasal dari ketidak mampuan manusia menghadapi kekuatan alam diluar dirinya dan juga kekuatan insting dari dalam dirinya. Munculnya agama dalam tingkat perkembangan manusia yang pertama terjadi disaat manusia belum mampu menggunakan akalnya untuk mengurusi kekuatan yang ada di luar dan di dalam diri. Ia harus menghadapi atau mengatur kekuatan tersebut dengan bantuan kekuatan lain yang efektif. Freud melihat agama sebagai suatu fenomena manusia primitif atau paling tidak pada tahap perkembangan kanak-kanak. Agama dipandang sebagai ilusi atau imajinasi anak-anak yang penuh fantasi dan mimpi.
Muhammad iqbal membantah pendapat Freud dengan menyatakan bahwa memang ada agama-agama yang telah membukakan jalan pelarian secara pengecut dari kenyataan-kenyataan hidup. Tetapi hal itu tidaklah berlaku bagi semua agama. Agama bukan suatu ilmu kimia atau fisika yang menelusuri keterangan dari alam dalam arti sebab dan  akibat. Agama menafsirkan suatu bagian pengalaman manusia yang sama sekali berbeda, suatu pengalaman konkret dalam jiwa manusia yang telah berlangsung lama. Pengalaman ini dibuktikan baik secara akal maupun pragmatis oleh para pemikir dan para nabi dalam sejarah panjang manusia.
Para ahli sosiologi melihat agama sebagai fenomena sosial masyarakat tertarik pula untuk menyelidiki agama. Seorang sosiolog, Aguste Comte (1789-1853), menilai agama sebagai salah satu bagian dari tahap-tahap pemikiran yang berkembang pada sejarah peradaban. Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan intelektual. Pertama, dinamakan tahap teologis atau fiktif, yaitu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-gejala disekitarnya secara teologis. Terhadap kekuatan-kekuatan yang mengendalikan alam semesta ini berupa roh dewa-dewa atau Tuhan Yang Mahakuasa. Penafsiran ini penting bagi manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memusuhinya dan untuk melindungi dirinya terhadap faktor-faktor yang tidak terduga timbulnya. Kedua, merupakan perkembangan dari tahap yang pertama, yaitu tahap metafisika. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Manusia masih terikat pada cita-cita tanpa verifikasi oleh karena adanya kepercayaan, bahwa setiap cita-cita terkait dengan sesuatu realita tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam. Hal yang terakhir ini merupakan dari ilmu pengetahuan positif yang merupakan tahap ketiga atau terakhir dari perkembangan manusia. Suatu ilmu pengetahuan bersifat positif apabila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang nyata dan konkret tanpa ada halangan dari pertimbangan-pertimbangan lainnya.
Pendapat Comte tidak benar-benar menggambarkan, kondisi sejarah peradaban manusia itu sendiri. Pada abad ke-13 masih banyak orang di Eropa yang percaya bahwa kedatangan Komet Halley adalah pertanda buruk bagi kekuasaan raja-raja yang tengah memerintah. Sementara pada awal abad ke-7 M, Nabi Muhammad SAW. yang menyebarkan ajaran Islam telah menentang pendapat para sahabatnya yang menyatakan bahwa gerhana matahari atau bulan akibat kelahiran atau kematian seseorang.

2.     Fungsi Agama Dalam kehidupan Manusia

a)      Fungsi Agama bagi Kehidupan

Fungsi pertama agama, adalah mendefinisikan siapakah saya dan siapakah Tuhan, serta bagaimanakah saya berhubung dengan Tuhan itu. Bagi Muslim, dimensi ini dinamakan sebagai hablun minaLlah dan ia merupakah skop manusia meneliti dan mengkaji kesahihan kepercayaannya dalam menghuraikan persoalan diri dan Tuhan yang saya sebutkan tadi. Perbincangan tentang fungsi pertama ini berkisar tentang Ketuhanan, Kenabian, Kesahihan Risalah dan sebagainya.
Manakala fungsi kedua bagi agama ialah mendefinisikan siapakah saya dalam konteks interpersonal yaitu bagaimanakah saya berhubung dengan manusia. Bagi pembaca Muslim, kategori ini saya rujukkan ia sebagai hablun minannaas.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :
a.      Karena agama merupakan sumber moral
b.      Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
c.       Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
d.      Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. An-Nahl (16) : 78

Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya. ( Q. S. An-Nahl (16) : 78)

Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan dari dalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Ø  Godaan dan rayuan yang berusaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah atau kebaikan.
Ø  Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan.

Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.


 

b)     Fungsi Agama Kepada Manusia

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah:

- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati perintah Allah SWT.

-Menjawab berbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat  menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.

- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.

– Memainkan fungsi kawanan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial.

c)      Fungsi Sosial Agama

Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.
1.      Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
2.      Fungsi Disintegratif Agama
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.


TUJUAN AGAMA DAN MANFAAT AGAMA BAGI MANUSIA

1.     Tujuan Agama

Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya ber-budipekerti dengan adab yang sempurna baik dengan Tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat. Semua agama sudah sangat sempurna dikarenakan dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta dibenarkan. keburukan cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarenakan ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. Memburukan serta membandingkan agama satu dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama.
v Beberapa tujuan agama yaitu :
§  Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (Tauhid).
§  Mengatur kehidupan manusia di dunia, agar kehidupan teratur dengan  baik, sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
§  Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
§  Menyempurnakan akhlak manusia.


2.     Manfaat Agama Bagi Manusia

1.      Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan sebagainya. Lebih-lebih ketika dia ditimpa kesusahan dan kesulitan.
2.      Dapat memberi modal kepada manusia untuk menjadi manusia yang berjiwa besar, kuat dan tidak mudah ditundukkan oleh siapapun.
3.      Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan.
4.      Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan sebagainya. Agama melarang orang untuk tidak bersifat sombong, dengki, riya dan sebagainya.


 KESIMPULAN


Ø  Agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau Sang Pencipta yang dianut oleh manusia menurut keyakinan yang ada pada manusia itu sendiri.

Ø  Agama miliki dua jenis, yaitu :


1.      Agama samawi, yaitu agama yang diterima oleh manusia dari Allah Sang Pencipta melalui Malaikat Jibril dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia seperti Majusi, Yahudi, Nasrani dam Islam.

2.      Agama ardhi, yaitu agama yang diciptakan oleh manusia seperti budha, hindu, konghuchu.
  •  Keberadaan agama saat ini sangatlah luas, karena manusia yang hidup di muka bumi ini semuanya memiliki kepercayaan masing-masing, walaupun ada yang tidak mempunyai agama, akan tetapi mereka sudah membuat ajaran/agama baru untuk diyakini oleh mereka sendiri.
  • Agama berfungsi untuk membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran sedangkan tujuannya adalah untuk membentuk jiwa nya ber-budipekerti dengan adab yang sempurna baik dengan Tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat.

 
- See more at: http://www.irwandasyahputra.com/2012/02/agama-dan-jenis-jenisnya.html#sthash.hn2zN0p7.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar