Sejarah[sunting | sunting sumber]
Periodisasi[sunting | sunting sumber]
James Mill (1773–1836), dalam bukunya The History of British India (1817), membagi sejarah India menjadi tiga tahap, yaitu peradaban Hindu, Muslim, dan Britania.[229][230]Periodisasi ini menuai kritik karena kesalahpahaman yang ditimbulkannya.[231] Periodisasi lainnya memilah-milah menjadi periode kuno, klasik, pertengahan, dan modern.[232]Smart[233] dan Michaels[234] tampaknya mengikuti periodisasi menurut Mill,[j] sedangkan Flood[235] dan Muesse[237][238] mengikuti periodisasi yang terbagi menjadi periode kuno, klasik, pertengahan, dan modern.[239]
Periode-periode yang berbeda ditentukan sebagai masa Hinduisme Klasik:
- Smart menyatakan rentang waktu antara 1000 SM dan 100 M sebagai "praklasik". Itu merupakan periode formatif bagi Upanishad dan Brahmanisme,[k] Jainisme, dan Buddhisme. Menurut Smart, "periode klasik" berlangsung dari 100 M hingga 1000 M, dan bertepatan dengan suburnya "Hinduisme Klasik", serta pertumbuhan dan kemunduran Buddha Mahayana di India.[241]
- Menurut Michaels, rentang waktu antara 500 SM dan 200 SM adalah masa "Reformisme Asketis",[242] sedangkan rentang waktu antara 200 SM dan 1100 M adalah masa "Hinduisme Klasik", karena adanya titik balik antara agama Weda dan agama Hindu.[243]
- Muesse menyatakan perbedaan rentang waktu yang lebih jauh, yaitu antara 800 SM dan 200 SM, yang ia sebut sebagai "Periode Klasik". Menurut Muesse, beberapa konsep dasar agama Hindu, yaitu karma, reinkarnasi, serta pencerahan dan transformasi seseorang—yang tidak ditemui dalam agama Weda—berkembang pada periode tersebut.[244]
Agama-Agama Pra-Weda[sunting | sunting sumber]
Ras manusia pertama yang menduduki India (kr. 40.000–60.000 tahun yang lalu, saat periode Paleolitik) adalah Australoid yang mungkin memiliki hubungan dengan penduduk asli Australia.[246] Ada dugaan bahwa ras tersebut hampir punah atau terdesak oleh gelombang migrasi pada masa berikutnya.[247]
Setelah pendudukan oleh Australoid, maka ras Kaukasoid (meliputi bangsa Elamo-Dravida [kr. 4000[248] hingga 6000 SM][249] dan Indo-Arya[kr. 2000[250] hingga 1500 SM][251]) dan Mongoloid (Sino-Tibet) bermigrasi ke India. Bangsa Elamo-Dravida[l] ada kemungkinan berasal dariElam, kini merupakan wilayah Iran.[248][249][252][253]
Agama prasejarah tertua di India—yang mungkin meninggalkan jejaknya pada agama Hindu[m]—berasal dari zaman mesolitik[255] danneolitik.[254] Beberapa agama suku di India masih bertahan, mendahului dominansi agama Hindu, namun tidak harus dianggap bahwa ada banyak kemiripan antara masyarakat suku pada zaman prasejarah dengan masa kini.[256]
Menurut antropolog Gregory Possehl, peradaban lembah sungai Indus (2600–1900 SM) mengandung titik pangkal yang logis, atau mungkinarbitrer, bagi beberapa aspek pada tradisi Hindu di kemudian hari.[257] Agama pada masa tersebut mengandung pemujaan kepada Dewa Yang Mahakuasa, yang dibandingkan oleh beberapa ahli (terutama John Marshall) sebagai proto-Siwa, dan mungkin sesosok Ibu Dewi, yang mendasari figur Sakti. Praktik-praktik lain dari zaman peradaban lembah sungai Indus yang berlanjut ke periode Weda meliputi pemujaan kepada air dan api. Akan tetapi, hubungan antara dewa-dewi dan praktik agama lembah sungai Indus dengan agama Hindu masa kini telah menjadi subjek perselisihan politis serta perdebatan para ahli.[258]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar